MKA

hai

Kepergian

Pilu datang bagai peri di musim sendu
Begitu menghujam terasa amat dalam
Seperti gulma yang selalu mengancam
Menancapkan akar-akar kepedihan dalam kalbu
Semua memang fana
Kebahagiaan datang begitu cepat
Pun demikian, ia pergi bagai cahaya tak bertepi
Tak usah dirisaukan Mas..
Semua telah termaktub
Dia pergi bersua sang mahakuasa
Menceritakan kebaikan-kebaikanmu pada-Nya
Yang kelak akan menuntunmu
Pada keindahan yang baka

“زر غبا تزدد حبا”

Bertambahnya cinta bisa disebabkan karena jarang berjumpa. Tidak percaya, bisa dicoba.

Aku tidak pernah diajari untuk menyerah, selama matahari masih masih terbit dari timur, selama itu pula aku masih mempununyai kesempatan.

Salah Siapa?

Menjadi anak kos-kosan yang miskin tidak mempunyai televisi ternyata tak seburuk seperti yang saya bayangkan. Waktu masih pertama tinggal di kos-kosan yang sepi, sederhana, tidak ada televisi, sungguh saya sudah membayangkan hal-hal yang tidak-tidak, bahkan sampat berfikir akan menjadi anak yang kuper dan tidak kekinian. Tetapi setelah beberapa minggu berjalan ternyata tidak seburuk seperti apa yang sudah saya fikirkan. Justru dengan ketenangan tersebut saya bisa memanfaatkan waktu gabut saya dengan hal-hal yang positif. Saya bisa banyak membaca buku tanpa terganggu dengan yang namanya suara-suara bising dari layar cembung.

Setelah hampir tiga semester tidak terganggu dengan yang namanya layar cembung, setelah saya pulang ke rumah di liburan semester saya sedikit banyak terpancing untuk menonton layar cembung di rumah. Setelah beberapa saat memantenginnya ternyata banyak tayangan-tayangan di dalamnya yang menurut saya tidak baik untuk anak-anak. Saya begitu miris ketika ada sebuah serial sinetron yang begitu ngehitz yang suka ditonton mayoritan ibu-ibu di lingkungan saya. Sebuah sinetron yang menceritakan kehidupan anak jalanan/ geng motor. Sebenarnya yang jadi masalah bukan ibu-ibu yang menontonnya melainkan dengan siapa ibu-ibu tersebut menonton acara tersebut. Pernah suatu waktu saya diminta mengantarkan handphone ke rumah tetangga saya. Saya sedikit merinding ketika saya masuk ke rumah tetangga tersebut. Dengan asyiknya mereka duduk berbaris dengan damai melihat layar cembung yang mempertontonkan geng motor tersebut. Mulai dari bapak, ibu, dan anak kecil yang baru masuk kelas tiga sedang asyik melihat layar cembung tersebut. Yang saya sedihkan adalah kenapa ada anak kecil ikut melihat acara seperti itu, dan yang bikin saya semakin greget kenapa bapak dan ibunya membiarkan anak kecilnya tersebut ikut menonton sinetron di layar cembung tersebut, padahal waktu sinetron tersebut merupakan waktu untuk saya belajar ketika saya berusia seperti anak tersebut. Kenapa bapak dan ibunya tidak menyuruh anaknya untuk sekedar duduk dan membolak-balikkan buku yang setiap hari disandang di tasn anakya. Kenapa tidak membimbing anaknya untuk menonton acara televisi yang sesuai dengan usianya.

Pun juga anak-anak yang sedang mengaji di tempat saya nampaknya sedikit tercemari oleh tontonan yang tidak seharusnya ditonton oleh anak-anak. Dari beberapa ucapan yang dikatakan anak-anak yang sedang menunggu mengaji saya sempat mendengar kalimat “anak jalanan kok ngaji, geng motor kok ngaji”. Duuuh saya menjadi miris ketika masalah kecil ini dibiarkan dan diabaikan, bisa-bisa anak yang biasanya ngaji di rumah saya di kemudian hari anak-anak tersebut bisa meninggalkan kegiatan mengaji yang sangat positif ini. Bahkan dari beberapa anak tersebut ada yang rambutnya dicat, entah fikiran apa yang ada pada anak tersebut. Mungkin merasa sudah gaya dangan rambut yang disemir.  Suatuketika saya dan ibu saya waktu malam-malam pulang dari puskesmas menjenguk orang sakit, di jalan-jalan saya melihan anak-anak yang setahu saya masih duduk di bawah meja sekolah,  sedang asyaik nongkrong bersama teman-temannya di jalan-jalan. Ini mengindikasikan bahwa masih ada beberapa anak yang masih kurang dalam segi cara berfikirnya maupun attitude nya.

Masa depan suatu bangsa ditentukan oleh seberapa kualitas pemuda di waktu sekarang, baik kualitas intelektualnya, kekuatan imannya maupun attitude nya. Jika kita mencoba untuk melek, ternyatan masih ada beberapa masalah yang masih menjadi penyakit anak-anak maupun pemuda sekarang. Baik dari segi tontonannya maupun pergaulannya. Tentu masalah ini tidak hanya menjadi kewajiban bagi sekolah-sekolah untuk meluruskannya, justru peran orang tualah yang menurut saya penting untuk mengawasi anak-anaknya. Mulai dari apa yang menjadi tontonannya maupun dari segi pergaulan anaknya. Jika setiap orang tua mau dan mampu untuk mengawasi anaknya saya kira perkembangan anak-anak kedepannya menjadi lebih baik. Guru ngaji juga mempunyai tanggung jawab atas permasalahan ini. Pun juga bagi pemerintah, seharusnya pemerintah harus lebih selektif memberikan izin penayangan pertelevisian yang ada. Jangan sampai mudah membeikan izin karena sesuatu iming-iming sesuatu yang hanya menguntungkan pribadi tetapi dampak yang diakibatkan bisa menjadi salah satu dari beribu faktor masalah bagi generasi masa depan yang akan memimpin negeri ini. Mari bersama-sama bersinergi untuk membenahi berbagai masalah demi masa depan yang lebih cerah.

Istiarah dalam Balaghah

Istiarah adalah penggunaan lafad di selain diletakkan padanya untuk hubungan musyabahah (penyerupaan) dengan adanya qarinah tentang maksud makna subyek dalam istilah pembicaraan. Qarinah adalah kata yang dijadikan oleh pembicara sebagai petunjuk bahwa suatu lafad itu tidak diartikan seperti makna aslinya.

Misalnya ketika kita mengatakan: تكلم شيخ شجاع فوق المنبر “orang tua yang pemberani sedang berbicara di atas mimbar” perkataan tersebut bukan merupakan contoh istiarah, tetapi jika kita menginginkan dalam kalimat tersebut menjadi istiarah maka kita harus menggunakan kata lain dari konteks yang lain dengan syarat adanya alaqah atau hubungan antara kalimat yang dipinjam dengan makna yang ingin dijelaskan. Maka perkataan di atas jika di-istiarah-kan akan menjadi: تكلم أسد فوق المنبر “singa sedang berbicara di atas mimbar”. Dari perkataan tersebut kita dapat mengetahui bahwa kata شيخ شجاع diganti dengan kata أسد. Dalam konteks ini شيخ شجاع disepupakan dengan أسد karena diangga memiliki sifat yang sama yaitu pemberani. Maka dapat alaqah dalam istiarah tersebut adalah musyabahah (penyerupaan) dan dalam istiarah semua alaqah-nya adalah musyabahah. Qarinah dalam perkataan di atas adalah فوق المنبر.

Dalam istiarah ada dua macam yaitu istiarah tashrihiyyah dan istiarah makniyyah. Penjelasannya sebagai berikut.

istiarah tashrihiyyah adalah istiarah yang menegaskan musyabbah bih-nya dan dibuangnya musyabbah. Seperti contoh تكلم أسد فوق المنبر di mana menyerupakan kata الشيخ dengan أسد.

الشيخ= musyabbah

أسد= musyabbah bih

Dalam contoh di atas disebutkan musyabbah bih-nya yaitu أسد, dan dibuangnya musyabbah yaitu الشيخ, maka dapat kita ketahui bahwa contoh tersebut merupakan contoh istiarah tashrihiyyah.

istiarah makniyyah adalah istiarah yang dibuang musyabbah bih-nya dan menghadirkan untuknya sesuatu dari kebutuhannya, dengan menyebut musyabbah-nya. Seperti contoh dalam al-Quran: [الإسراع :24] {واحفض لهما جناح الذل من الرحمة وقل رب ارحمهما كما ربياني صغيرا}

الذل= musyabbah

الطائر= musyabbah bih.

Dalam contoh di atas disebutkan musyabbah-nya yaitu الذل, dan dibuang musyabbah bih-nya yaitu الطائر, tetapi disebutkan sesuatu yang menunjukkan padanya yaitu الجناح oleh karena itu contoh tersebut termasuk contoh istiarah makniyyah, karena menyebutkan musyabbah-nya dan membuang musyabbah bih-nya.

Sumber bacaan: al-Kafi fil-Balaghah.

Ilmu Bayan

التشبيه/تشبه dalam Bahasa arab berarti “penyerupaan”

Yaitu menggambarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk mewujudkan hubungan keduanya dalam keserupaan atau kesamaannya.

Seperti contoh: الأم كالجمل في الصبر

Dalam contoh di atas dapat diketahui bahwa seorang ibu diseupakan dengan unta dalam kesabarannya. Berarti dapat disimpulkan bahwa contoh di atas merupakan sontoh التشبيه. Penyerupaan Ibu dengan unta dalam contoh di atas menggunakan media كاف yang mempunyai arti seperti, dan sifat yang terdapat pada kedua pihak di atas adalah الصبر ,dan jika diuraikan satu persatu dapat dijelaskan secara detai sebagai berikut:

الأم =مشبه yaitu sesuatu yang diserupakan

كاف= أداة التشبيه kata yang menyatakan penyerupaan

الجمل = المشبه به sesuatu yang diserupai

في الصبر = وجه الشبه sifat yang terdapat dalam kedua pihak yaitu ibu dan unta

Dari unsur di atas dapat disimpulkan bahwa Tasbih mempunyai 4 rukun:

  1. Musyabbah
  2. Musyabbah bih
  3. Adatut tasybih
  4. Wajhu syabbah

 

Huruf-huruf tasybih

  1. الكاف diikuti oleh musyabbah bih seperti محمد كالأسد jadi setelah kaf harus diikuti musyabbah bih yaitu dalam contoh di atas musyabbah bihnya adalah الأسد.
  2. كأن diikuti oleh musyabbah seperti كأن محمدا أسد jadi setelah kaana harus diikuti musyabbah, dan dalam contoh di atas musyabbahnya adalah محمدا

Catatan: tasybih dengan kaana lebih

Macam-macam tasybih

  1. Tasybih mufashal yaitu tasbih yang menyebutkan empat rukun tasbih

Contoh: محمد كالبخر في الجود

Penjelasa: محمد = musyabbah, البخر = musyabbah bih, كاف = adatut tasybih, في الجود = wajhu syabbah.

  1. Tasybih mujmal yaitu tasbih yang menghilangkan salah satu dari (adatut tasybih atau wajhu syabbah), jadi tasybih mujmal terjadi dari tiga rukun yaitu musyabbah, musyabbah bih, dan salah satu rukun dari (adatut tasybih atau wajhu syabbah)

Contoh pertama: محمد كالآسد

Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa telah dihilangkan salah satu rukun dari (adatut tasybih atau wajhu syabbah) yaitu yang dibuang adalah wajhu syabbah.

Contoh kedua: محمد أسد في الشجاعة

Dari contoh kedua salah satu rukun dari (adatut tasybih atau wajhu syabbah) yang dihilangkan adalah adatut tasybih.

  1. Tasbih baligh yaitu tasybih yang menghilngkan adatut tasybih dan wajhu syabbahnya

Contoh: محمد أسد

Dalam contoh di atas hanya menggunakan dua rukun tasybih yaitu musyabbah محمد dan musyabbah bih أسد

  1. Tasybih mursal yaitu tasybih yang menyebutkan adat tasbihnya.

Contoh: زرنا حديقة كأنها الفردوس في الجمال والبهاء

Dalam contoh di atas telah menyebutkan adat tasybihnya yaitu كأنها yang kembali kepada lafad حديقة. Dengan demikian syarat tasybih mursal sudah terpenuhi dengan menampakkan tasybihnya.

  1. Tasbih muakkad yaitu tasybih yang membuang adatut tasybihnya.

Contoh: العالم سراج

Dalam contoh di atas telah membuang adatut tasybihnya, dengan demikian syarat tasybih mursal sudah terpenuhi.

Nostalgia Malam Syura

tiada hal yang lebih merindukan

ketika mengingat malam syura

berlari dari tempat bertapa

beralasan membasuh pusaka

padahal hanya ingin bersama

merendam diri di pemandian dewa

yang dinginnya tiada tara

hingga pulang larut buta

yang akan selalu teringat

kala tiada jumpa

di tempat yang jauh tak tersapa

di jogjakarta aku berada

merindu malam syura bersama nostalgia

di kota santri kajen jauh di sana