
Pada suatu hari di sebuah kerajaan Arab ada seorang raja yang merasa istananya sudah tua. Dia berfikir untuk membangun istana yang baru, kemudian dia memanggi penasehatnya untuk meminta saran.
“Penasehat… kemarilah” ucap sang raja.
“Iya Rajaku adakah yang bisa hamba kerjakan” jawab penasehat.
“Aku merasa istana ini sudah tua, aku berencana untukmembuat istana yang baru. Bagaimana meneutmu wahai penasihat?”
“Hamba juga merasa demikian,,, oh Rajaku bagaimana kalau kita mengadakan sayembara untuk mendesain sebuah istana yang megah?”
“Baiklah penasehatku, segera kau umumkan sayembara ini ke semua insinyur yang ada di negeri ini”
“Baiklah rajaku”
Setelah mendapat perintah sang penasehat pun meminta bantuan kepada pengawal untuk mengawalnya dalam mengumumkan sayembara. Keesokan harinya para insinyur-insinyur di seluruh negeri sudah berkumpul di depan istana.
“Diberitahukan kepada seluruh insiyur bahwa raja mengadakan sayembara untuk membuat desai istana, dan desain terbaik akan dijadikan untuk membuat kerajaan yang baru. pemenang akan mendapatkan separuh harta sang raja” penasehat mengumumkan sayembara.
Beberapa hari kemudian seorang insinyur yang bernama Sinemar bingung untuk membuat disain, kemudian dia berfikir lebih untuk membuat disain istana tersebut.
“Saya akan membuat disain istana yang sangat bagus yang belum pernah dilihat orang-orang di muka bumi ini” gumam Sinemar.
Kemudian dia duduk di mejanya untuk segera membuat disain istana.
“Uh,,,, Saya akan membuat istana di atas pantai di atas gunung dan di sebelah sungai dan di depan istana akan kubuat taman bunga yang luas nan indah” ungkap Sinemar sambil membuat disain.
Tibalah saatnya hari pengumpulan disain, tetapi sinemar mengalami masalah kudanya lepas di hutan sedangkan dia harus mengumpulkan disainnya kepada Penasehat Raja dan waktu pengumpulan disain sudah mau habis. Tanpa fikir panjang dia langsung lari menuju istana untuk mengumpulkan disain yang sudah dibuatnya. Setelah tiba di istana dia melihat pengawal, lalu dia menemuai pengawal.
“Maafkan aku, aku telah terlambat mengumpulkan disain untuk sayembara ini, ini disain yang telak kubuat” ungkap Sinemar sambil mengatur nafasnya setelah kelelahan karena berlari.
“Tidak bisa waktu telah habis, kau sudah telat dan tidak akan bisa mengumpulkan disainmu” jawab pengawal.
“Tetapi aku telah membuat diasin terbaik dari semua karya yang pernah kubuat” ungkap Sinemar menegasakan.
“Tidak bisa, meskipun karyamu adalah karya terbaik di muka bumu ini, jika kamu telat maka kamu tidak bisa ikut dalam sayembara ini”
Dari dalam istana sang raja dan penasehatnya mendengar keributan dari luat istana.
“Penasehat keributan apa yang sedang terjadi di luar sana?” tanya sang Raja.
“Saya akan segera mengeceknya Rajaku” ungkap Penasehat.
Kemudian penasehat keluar istana dan melihat Sinemar dan Pengawal sedang berdebat.
“Keributan apa yang sedang kalian perdebatkan ini?” tanya Penasehat.
“Maafkan Hamba tuan, saya mencoba mengumpulkan desain untuk sayembara yang diadakan Raja, tetapi pengawal melarangku untuk mengumpulkan desain ini” ungkap Sinemar.
“Biar kulihat disainmu” pinta Penasehat.
“Terimakasih banyak Tuan” unkap Sinemar.
“Ouh,,, disainmu cukup bagus, Raja mungkin akan senang jika melihatnya” puji Penasehat.
“Terimakasih Tuan jika hamba menang dalam sayembara ini hamba akan membuat istana sebaik mungkin agar raja menjadi senang” tegas Sinemar.
Kemudian sinemar kembali kerumahnya dengan sangat senang berharap disain yang dibuatnya disukai oleh sang Raja.
Satu minggu kemudian.
Sinemar dipanggil oleh utusan istana karena disain yang dibuatnya disukai sang raja kemudian dia segera membangun istana sesuai disain yang telah dibuatnya.
Setelah satu tahun kemudian sinemar datang ke istana dengan penampilan compang-camping karena sibuk mengerjakan istana yang dibuatnya.
“Siapa kamu?” tanya pengawal nampak kebingungan melihat keadaan sinemar.
“Saya sinemar, saya ingin bertemu sang raja” jawab Sinemar.
“Aku tak percaya dengan mu, sinemar yang ku kenal orangnya rapi tidak seperti kau ini sudah seperti orang gila” tegas Pengawal.
Tak lama kemudian Penasehat raja lewat dan mendekati Pengawal dan Sinemar.
“Siapa sebenarnya Dirimu?” tanya Penasehat.
“Hamba Sinemar Tuan, Hamba ingin bertemu dengan sang Raja dan ingin memberi tahu bahwa istana yang saya janjikan sudah selesai” jawab Sinemar.
Kemudian Penasehat dan Sinemar masuk dan bertemu sang raja.
“Hormat hamba Raja, Hamaba sudah menyelesaikan istana yang telah Hamba janjikan dalam sayembara satu tahun yang lalu” ungkap Sinemar.
“Baiklah Sinemar, jika kamu benar-benar telah menyelesaikan janjimu tersebut, antarkan aku ke sana” jawab Raja.
“Baiklah Raja saya mari kita kesana bersama-sama” ungkap sinemar.
“Pengawal, Penasehat kawal Aku dan Sinemar menuju istana baru”
Setelah beberapa jam kemudian akhirnya rombongan istana sampai di istana yang baru. Dengan segera sang Raja turun dari kuda yang dingganginya.
“Waaaaaaaaah….. betapa indahnya istana yang kau buat Sinemar” puji Raja kepada Sinemar.
“Terimakasih Rajaku, Hamba turut senang jika Rajaku senang” jawab Sinemar.
“Antarkan aku mengelilingi istana ini” pinta Raja.
“Dengan senang hati Rajaku” jawab Sinemar sambil hormat.
Rajapun diajak mengelilingi ruang-ruang yang ada di istana tersebut.
“Aku baru melihat sedikit dari kamar yang ada di istana ini tetapi tak sedikitpun kulihat kekurangannya, betapa sempurnanya istana ini” puji Raja.
“Terimakasih Rajaku, Anda akan melihat tempat yang paling indah yang ada di istana ini”
“Segera antarkan aku ke tempat itu”
“Mari Rajaku”
“Kita sudah sampai Rajaku, lihatlah pemandangan yang ada di atas istana ini” ungkap Sinemar.
“Kau benar-benar insinyur yang jenius Sinemar. Kalau boleh tahu, apakah ada istana yang lebih indah dan sesempurna seperti ini?” tanya Raja.
“Tentu saja tidak ada” jawab Sinemar.
“Apakah ada Insinyur yang bisa membuat istana seperti ini”
“Tentu saja tidak ada”
Kemudian sang Raja menemui pengawal dan tiba-tiba fikiran busuk membisikan telinga sang Raja”
“Pengawalku, Penasehatku jatuhkan Sinemar dari atas istana ini”
“Kenapa dengan Sinemar Rajaku? Dia telah membauatkan istana yang megah ini, kenapa kau ingin membunuhnya?” tana Penasehat penuh rasa penasaran.
“Aku khawatir Dia akan membuat istana yang lebih megah dari istana ini” tegas Raja.
“Betapa teganya kau wahai Rajaku, aku tidak tega melakukannya” ungkap Penasehat.
“Ini adalah perintah Raja dan kau harus melakukannya” tegas Raja sambil membentak.
“Baiklah rajaku”
Dengan berat hati Pengawal dan Penasehat melaksanakan perintah sang Raja. Mereka berdua mendekati Sinemar yang sedang melihat pemandangan dari atas istana, dengan sekejap mereka berdua mendorong sinemar hingga jatuh ke bawah istana dan kepalanya membentur batu hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Semenjak kejadian itu rakyat menjadi acuh-tak acuh kepada sang Raja dan semua orang-orang kerajaan. Dan kejadian itu dijadikan pepatah “Balasan Sinemar” atau dalam pepatah di Indonesia “Air susu dibalas air tuba”